Selayar, fajarsulawesi.com– Ratusan potongan batang kayu dan pohon terdampar yang tersisa dari dampak cuaca ekstrem dan gelombang pasang air laut tahun 2024 lalu, akan kembali menjadi bumerang dan mengancam keselamatan ratusan kilometer bangunan proyek tanggul pemecah ombak di sepanjang pesisir wilayah sebelah barat Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.
Limbah potongan kayu dan pohon pohon terdampar di sejumlah bibir pantai di sisi sebelah barat kota Benteng, tidak hanya mengotori kawasan pantai.
Akan tetapi, limbah potonga kayu yang didukung oleh kekuatan gelombang air laut, berpotensi menghempas, menghantam, dan kembali menjadi penyebab bobolnya ratusan meter proyek bangunan tanggul penahan gelombang di tepi pantai.
Selain berpotensi menghempas dan menjebol proyek bangunan tanggul di pinggir pantai, potongan potongan kayu terdampar terbukti telah menutup sejumlah saluran pembuangan aliran air sungai yang muaranya mengarah ke laut.
Hal tersebut dibuktikan dari rekaman gambar yang berhasil diabadikan wartawan di salah satu lokasi saluran pembuangan air, di perbatasan Dusun Jo’oh, Desa Barugaia, Kecamatan Bontomanai.
Oleh karenanya, sebagai bentuk antisipasi dini, potongan potongan kayu dan pohon terdampar harus segera dibersihkan dan dievakuasi, sebelum kembali berlangsungnya cuaca ekstrem di perantaraan medio bulan November, hingga bulan Maret.
Proses evakuasi potongan kayu serta pohon terdampar meggunakan eskavator dan dukungan fasilitas mesin chainsaw, melalui pelibatan unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama segenap instansi berkompoten lainnya, menjadi sebuah hal yang urgent untuk dilakukan dan tidak dapat ditawar tawar, terutama dalam rangka meminimalisir potensi kerusakan tanggul penahan gelombang.
Proses pemotongan ķayu menggunakan bantuan mesin chainsaw, diharapkan akan mempermudah proses evakuasi serta pembersihan batang batang kayu terdampar dari pesisir pantai. (Ed)




